You are currently viewing Jumlah Pengunjung Berkurang, Pengusaha Hotel Keluhkan Kemacetan Bandung

BANDUNG, AYOBANDUNG.COM – Di musim libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, tingkat okupansi hotel di Kota Bandung disebut menurun bila dibandingkan dengan setahun lalu. Padatnya lalulintas Bandung belakangan ini disebut sebagai salah satu penyebabnya.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Herman Muchtar. Dirinya mengatakan, semakin macetnya Bandung membuat wisatawan enggan menghabiskan waktu lebih dari 3 hari di kota ini.

“Sebenarnya jalanan dari Jakarta ke Bandung sudah baik, apalagi sekarang ada Tol Layang Jakarta-Cikampek. Tapi persoalannya ya situasi di Bandungnya sendiri, macet dan merepotkan,” ujarnya pada Rabu (25/12/2019).

Dirinya mengatakan, PHRI Jabar menargetkan tingkat okupansi hotel di Bandung hingga mala tahun baru mendatang mencapai 80%. Hingga saat ini, angka rata-rata okupansi masih berada di 60%.

“Target kita itu 80%, sekarang masih di bawah rata-rata, paling sekitar 60%. Malam weekend Sabtu-Minggu nanti diprediksi jadi puncaknya,” jelasnya.

Herman menyebutkan, tahun lalu angka okupansi bisa mencapai 10% lebih banyak dibanding saat ini. Selain kemacetan, dirinya menilai penurunan tersebut juga disebabkan oleh tingginya harga tiket pesawat.

“Ya berkurang sampai 10%-nya. Harga tiket pesawat yang mahal sekarang juga berpengaruh,” ungkapnya.

Selain itu, dia mengatakan, pengaruh yang cukup besar juga disebabkan oleh pengalihan belasan rute penerbangan dari dan menuju Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Internasional Jawa Barat, Kertajati. Hal tersebut dinilai menghilangkan hingga 2.000 potensi kedatangan wisatawan ke Kota Bandung.

“Bandara pengaruhnya cukup besar. Pengalihan rute penerbangan itu menyebabkan potensi 2.000 winus (wisatawan nusantara) berkurang ke Bandung,” jelasnya.

Agar kembali dapat menarik minat wisatawan untuk menghabiskan libur panjang di Bandung, dirinya berharap masalah kemacetan dapat segera terurai. Meski infrastruktur menuju Bandung banyak dibangun, namun ketidaksiapan infrastruktur jalan di dalam kota dinilai akan menghambat kenyamanan.

“Persoalan sekarang Bandung-nya belum siap. Nanti Cisumdawu selesai, kereta cepat selesai, kalau di Bandung tidak segera dibangun jalan ya semakin lama orang semakin jenuh ke sini karena macet,” ujarnya.