You are currently viewing Bangun Industri Pariwisata Berkelanjutan, Pemprov Jabar Siapkan Siraru
Kampung Naga Sebagai Salah Satu Ikon Sustainable Tourism/net

RMOLJabar. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) akan membangun industri pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) . Dalam pelaksanaanya Pemprov akan menerapkan sistem pariwisata terpadu (Siraru).
Berita Terkait

Kepala Disparbud Jabar, Dedi Taufik mengatakan, selain memiliki nilai kebermanfaatan ekonomi, pola pariwisata keberlanjutan memberi kontribusi langsung bagi kegiatan konservasi.

“Upaya itu mengacu pada penerapan program Sustainable Tourism for Development (STDev) yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Nomor 14 Tahun 2016, tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan yang mengadopsi standar internasional dari Global Sustainable Tourism Council (GSTC),” ucap Dedi, di Bandung, Senin (30/9).

Dikatakan Dedi, dengan luas wilayahnya, Provinsi Jawa Barat memiliki banyak potensi wisata. Namun, dalam pola berkelanjutan, banyak aspek yang harus dibahas secara detail, mulai dari kriteria industrinya hingga destinasi.

“Jawa Barat itu luas dan memiliki keragaman antar daerahnya. Maka, harus ada pembahasan yang detil,” ungkapnya.

Menurutnya, ada tiga elemen penting yang harus berjalan dalam menciptakan ekosistem pariwisata berkelanjutan. Yakni, pola pengembangan sustainable tourism harus memperhatikan pelestarian alam, kualitas dan keamanan air, serta konservasi energi.

Lalu, pelaku industri wisata harus bisa menjaring komunitas masyarakat untuk ikut mengelola dan menjaga warisan budaya. Terakhir adalah memantau perekonomian, yang di dalamnya termasuk peluang kerja bagi warga setempat sekaligus keterlibatan publik, transfer pengetahuan antara wisatawan dan penduduk setempat.

Implementasi pariwisata berkelanjutan ia akui adalah tugas yang sangat berat dan tak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Dedi menilai, kelompok sadar wisata (pokdarwis) harus dilibatkan secara serius untuk membangun fondasi dan merealisasikan pariwisata berkelanjutan.

“Ini tugas berat, tapi bukan berarti tidak mungkin. Minggu lalu, tempat wisata asal jabar mendapat penghargaan penghargaan dalam ajang Indonesia Sustainable Tourism Awards Festival (ISTAfest) 2019. Ada Green Canyon, Kampung Naga, Desa Cibuntu, Dusun Bambu,” katanya.

Dalam waktu dekat, Dedi mengaku akan membahas mengenai konsep ini bersama pihak yang terlibat dalam ekosistem industri pariwisata. Diantaranya, pelaku usaha, hotel, masyarakat, budayawan dan akademisi.

Dedi berharap, melalui sistem pariwisata terpadu (siraru), tahun depan konsep wisata berkelanjutan banyak diterapkan di berbagai wilayah.

“Semua harus punya kesamaan visi dan misi untuk membangun industri wisata berkelanjutan. Ini adalah adalah investasi sekaligus solusi jangka panjang bagi perekenomian Jawa Barat,” pungkasnya.[son]