You are currently viewing Manfaat Keberagaman Budaya Indonesia dalam Bidang Pariwisata

Jakarta – Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik pada 2010. Suku Jawa yang tersebar pada hampir setiap wilayah Indonesia, populasinya mencapai 95,2 juta jiwa atau sekitar 40,0 persen dari populasi penduduk Indonesia.

Suku-suku seperti suku Bantik, Wamesa, Una, Lepo Tau dan halmahera jumlah populasinya masing-masing kurang dari 10 ribu jiwa.

Keberagaman suku bangsa tersebut mengakibatkan keberagaman hasil budaya seperti jenis tarian, alat musik, dan adat istiadat. Bahkan dalam satu suku namun berbeda wilayah kabupaten pun akan ditemukan beragam budaya dan kesenian yang tak sama.

Nah, manfaat keragaman kebudayaan Indonesia dalam bidang pariwisata antara lain menarik banyak wisatawan. Karena masing-masing wilayah memiliki budaya yang unik dan menarik. Apalagi jika keunikan budaya tersebut berpadu dengan panorama alam yang indah.

Seperti di beberapa kawasan wisata di Bali, Candi Borobudur dan Prambanan di Jawa Tengah, Yogyakarta, Lombok, Bunaken di Sulawesi Utara, Minangkabau didukung dengan warisan budaya. Misalnya saja, Sendratari Ramayana yang menceritakan tentang Rama dan dipentaskan di kompleks Candi Prambanan.

Bahkan keberagaman kebudayaan di Indonesia dalam bidang pariwisata membuahkan penghargaan yakni kebudayaan Indonesia diakui UNESCO. Kebudayaan itu antara lain wayang, keris, batik, dan angklung. Para turis wisatawan dan domestik berlomba-lomba datang untuk berwisata dan mempelajari kebudayaan Indonesia.

Manfaat keberagaman budaya di Indonesia dalam bidang pariwisata antara lain menambah devisa negara. Berdasarkan data dari Kemenparekraf, devisa dari sektor pariwisata mencapai Rp 280 triliun pada tahun 2019. Sedangkan devisa tahun 2018 yaitu Rp 270 triliun. Namun pada tahun 2020, devisa dari sektor pariwisata diproyeksi hanya Rp 140 triliun karena pandemi COVID-19.

Kemenparekraf saat ini fokus pada pasar domestik dalam periode Juni-Desember 2020. Sementara untuk mancanegara akan dimulai pada 2021 dengan lebih dulu mengutamakan wisatawan asal Singapura, Malaysia, China dan Australia. Tahap kedua, Indonesia menargetkan kunjungan wisatawan dari Amerika Serikat, India, Jepang, Korea, Eropa, dan Timur Tengah.

 

Sumber Berita: detik.com