You are currently viewing 8 Rumah Adat Jawa Barat yang Jarang Tersorot

Jakarta – Rumah adat Jawa Barat memiliki kepribadian yang unik. Beragam nilai filosofi yang tinggi tercermin dari rumah adat dari tanah Sunda ini. Selain itu rumah adat Jawa Barat kental dengan nuansa sejarah.

Terdapat beragam rumah adat dengan nama yang berbeda pula di provinsi paling banyak penduduk di Indonesia ini. Meski memang bentuk satu sama lain nyaris serupa.

Berikut Rumah Adat Jawa Barat:

1. Kasepuhan Cirebon

Dalam buku Ringkasan Pengetahuan Sosial karya Rachmat, Rumah adat Jawa Barat bernama Keraton Kasepuhan Cirebon. Rumah ini dibagi menjadi empat ruangan yaitu Jinem atau pendopo diperuntukkan bagi punggawa penjaga keselamatan Sultan. Pringgodani sebagai tempat sultan memberi perintah kepada adipati. Prabayasa sebagai tempat menerima tamu istimewa, ruang kerja, dan istirahat sultan.

Rumah adat Jawa Barat, pada buku Arsitektur tradisional daerah Jawa Barat dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta 1998 disebutkan, tipe lainnya. Tipe itu yakni:

2. Suhunan Jolopong (suhunan lurus)

Suhunan Jolopong dikenal juga dengan sebutan suhunan panjang. Bangunan rumah ini ditemukan di Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang. Jolopong adalah istilah Sunda artinya tergolek lurus. Bentuk jolopong merupakan bentuk yang cukup tua, karena bentuk ini ternyata terdapat pada bentuk atap bangunan saung (dangau) yang diperkirakan bentuknya sudah tua.

Bentuk sederhana atap jolopong itu ditunjukkan pada bentuk saung dengan sawah-sawah di lembah sungai Cimanuk yang luas pada daerah aliran Sungai Cimanuk di Sumedang Timur Laut.

 

3. Tagog Anjing (sikap anjing sedang duduk)

Bentuk atap Tagog Anjing atau jago anjing adalah bentuk atap yang memiliki dua bidang atap yang berbatasan pada garis batang suhunan. Bidang atap yang pertama lebih lebar dibanding dengan atap lainnya serta merupakan penutup ruangan. Sedangkan atap lainnya yang sempit, memiliki sepasang sisi yang sama panjang.

Pada umumnya sisi bawah tidak disangga oleh tiang. Bidang atap yang sempit ini hanya sekadar tudung agar cahaya matahari atau air hujan tidak langsung mengenai ruangan dalam bagian depan. Tiang-tiang depan pada bangunan dengan atap Tagog Anjing lebih panjang dibandingkan dengan tiang-tiang belakangnya. Ruangan sebenarnya terdapat di bawah atap belakang. Atap hanya berfungsi sebagai emper saja.

 

4. Badak Heuay (badak bermulut menganga)

Rumah adat Jawa Barat berikutnya yakni Badak Heuay. Bangunan atapnya sangat mirip dengan tagong anjing. Perbedaannya hanya pada bidang atap belakang. Bidang atap ini langsung ke atas melewati batang suhunan sedikit. Bidang atap yang melewati suhunan ini dinamakan rambut.

5. Parahu Kumureb (perahu tengkurap)

Bentuk atap ini memiliki empat buah bidang atap. Sepasang bidang atap sarna luasnya berbentuk trapesium sama kaki. Letak kedua bidang atap ini sebelah menyebelah dan dibatasi oleh garis­ garis suhunan yang merupakan sisi bersama.

Batang suhunan yang merupakan sisi bersama lebih pendek dari sisi alasnya. Sepasang bidang atap lainnya berbentuk segitiga sama kaki dengan kedua titik ujung suhunan merupakan titik-titik puncak segitiga itu. Kaki-kakinya merupakan sama sisi dengan kedua bidang atap trapesium. Bentuk atap Parahu Kumureb disebut bentuk atap jubleg nangkub.

 

6. Julang Ngampak (sikap burung julang yang merentangkan sayap)

Bentuk-bentuk atap demikian dulu dijumpai didaerah-daerah Garut, Kuningan dan tempat-tempat lain di Jawa Barat. Bentuk atap julang ngapak adalah bentuk atap yang melebar di kedua sisi bidang atapnya. Jika dilihat dari arah muka rumahnya. Bentuk atap demikian menyerupai sayap dari burung julang (nama sejenis burung) yang sedang merentang.

Rumah ini kerap dipakai untuk ritual pertanian. Ritual ini agar hasil panen mendapat berkah dan ke depannya diberi kelancaran panen.

 

7. Buka Palayu (menghadap ke bagian panjangnya)

Nama Buka Palayu biasanya ditemukan di daerah Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang. Ciri khasnya letak pintu muka dari rumah tersebut menghadap ke arah satu di antara sisi dari bidang atapnya. Dengan demikian jika dilihat dari arah muka rumah, tampak dengan jelas ke seluruh garis suhunan yang melintang dari kiri ke kanan. Namun bangunan tersebut dipergunakan oleh penduduk di daerah ini untuk bangunan-bangunan lama yang kini masih banyak ditemukan. Terutama di sepanjang jalan raya yang menghubungkan kota-kota Cirebon Bandung di daerah kecamatan tersebut.

8. Buka Pongpok (menghadap ke bagian pendeknya)

Rumah adat Jawa Barat berikutnya yakni rumah Buka Pongpok adalah rumah yang memiliki pintu masuk pada arah yang sejajar dengan satu di antara ujung dari batang suhunan. Jika dilihat dari arah muka rumah, keseluruhan batang suhunan tersebut tidak nampak sama sekali. Yang nampak terlihat ialah bidang atap segi tiga dari rumah tersebut.

Sama halnya dengan buka palayu, rumah dengan gaya Buka Pongpok didirikan atas dasar keinginan pemiliknya untuk menghadapkan pintu muka ke arah jalan, sekalipun bentuk bangunan tidak memungkinkan untuk melakukan itu. Sebab jika dilihat dari bentuk atapnya seolah-olah arah hadap rumah itu dipaksakan, batang suhunan rumah menentang arah jalan di depannya.

Sumber: detik.com