You are currently viewing 50 ‘Hidden Paradise’ di Jabar Bakal Digarap Disparbud Tahun Ini

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (Disparbud Jabar) akan mengembangkan 50 ‘hidden paradise’ atau tempat yang memiliki potensi wisata yang pesonanya belum banyak terungkap ke publik.

“Saat ini kami telah mengidentifikasi 50 ‘hidden paradise’ untuk potensi wisata alam di Kabupaten Garut, Bandung, Bandung Barat, Cianjur, Pangandaran, Tasikmalaya, Sukabumi, Purwakarta, Subang, dan Bogor,” kata Kadisparbud Jabar Dedi Taufik, Rabu (26/5/2021).

Dedi optimistis dengan kekayaan alam yang ada di Jabar, bukan tidak mungkin industri pariwisata dapat bangkit kembali setelah terpuruk akibat pandemi COVID-19. Ia menyebut potensi alam tersebut akan ditopang dengan kekayaan budaya, sejarah, kuliner dan belanja.

“Kita ingin mencoba di dalam pemulihan ini lebih ke alam ya karena lebih terjaga, terbuka, udara segar, cocok untuk masa pandemi,” kata Dedi.

“Selain destinasi alam tadi, kita industrinya adalah industri lokal ya, supaya dalam situasi seperti ini yang kita inginkan ekonomi kreatif kita jalan ya karena Jawa Barat ini ada keunggulan, di film, fashion, kuliner, dan kriya. Kita perkuat pemasarannya,” ujarnya menambahkan.

Pengembangan wisata anyar tersebut, kata Dedi tak mengganggu pengendalian dan upaya menekan penyebaran COVID-19. Berdasarkan data BPS Jabar tahun 2019, pariwisata menyumbang Rp 3,3 triliun atau sebesar 16 persen dari keseluruhan realisasi PAD provinsi yang sebesar Rp 19,8 triliun.

Sementara dalam triwulan pertama atau Januari sampai Maret 2021 diperoleh Rp 819 miliar. Jumlah tersebut diperoleh dari kabupaten/kota di Jawa Barat dari pajak hotel, restoran, dan rumah makan, tempat hiburan dan retribusi.

Di samping pengembangan wisata, Disparbud Jabar dan Satgas COVID-19 bersama kabupaten kota melakukan pencegahan dini penyebaran COVID-19 di tempat wisata. Penegakan protokol kesehatan hingga pengetesan rapid antigen terus dipantau di 108 titik destinasi wisata yang tersebar di 27 kabupaten kota.

“Kemudian juga kita lakukan edukasi terutama terhadap pelaku industri pariwisata. Ya kuncinya di masa pandemi COVID-19, pariwisata ini tergantung dengan tingkat disiplin. Yaitu disiplin masyarakatnya, disiplin pelaku industri pariwisatanya, dan para pengunjungnya,” katanya.

Sumber Berita : Detiknews