You are currently viewing Bandung Punya Museum Batik di Cigadung

Berbagai strategi dilakukan oleh pengusaha batik di Bandung agar bisa tetap eksis di tengah masa pandemi COVID-19. Salah satunya dengan membuka museum batik yang menjadi spot selfie yang instagramable.

Langkah itu dilakukan oleh pendiri Batik Komar, Komarudin Kudiya, di Cigadung, Kota Bandung. Di sana ia menyediakan ruangan khusus, yang bisa dijadikan titik berburu foto dengan latar kain batik berkualitas premium.

Ide itu bermula saat ia melihat banyak pengunjung kafe kopi di Galeri Batik Komar yang berfoto di antara batik-batik yang dijemur.

“Karena batik-batik itu tidak biasa di tempat seperti ini, batik-batik yang bagus. Orang berfoto ria di situ,” ujar Komarudin saat ditemui detikcom beberapa waktu lalu.

“Sampai akhirnya kita punya ruang khusus untuk pameran. Karena kami dalam kondisi seperti ini harus kreatif karena biaya bulanan kita besar, kita manfaatkan ruang itu untuk spot foto,” dia menambahkan.

Ia mengatakan batik yang dipajang di museum batik tersebut berkualitas terbaik. Sehingga, pengunjung bisa puas berfoto di antara batik-batik tersebut. Di museum itu terdapat batik-batik yang digantungkan yang bisa dijadikan background untuk berfoto.

Selain itu, terdapat model-model jenis pakaian yang bisa dibuat dengan menggunakan kain batik.

Tak hanya mendapatkan foto yang cantik, pengunjung juga bisa mendapatkan edukasi terkait motif batik yang diproduksi. Di antaranya motif megamendung, motif shibotik, motif Jawa Baratan, dan motif batik Indonesia.

Komarudin bilang tema batik di museum batik itu akan diganti setiap pekannya. Sehingga, pengunjung yang datang tak bosan dan wawasannya bisa terus bertambah soal batik yang menjadi warisan budaya tak benda oleh UNESCO.

“Selain berfoto, kita juga menghadirkan edukasi di situ, karena di sana ada narasi yang saya titipkan pada produk-produknya. Itu mereka mengenal motif batik yang dipamerkan, kemudian makna filosofi batik. Edukasi bahwa batik menggunakan lilin panas sebagai perintang warna, bahwa batik itu unik, dan indah karena merupakan aktualisasi karya, cipta dan karsa perajin batik yang membuatnya dengan sepenuh cinta,” ujarnya.

“Edukasi, foto-foto wisatanya juga dapat. Ada kegembiraan juga karena mendapatkan foto yang bagus, agar imunnya naik,” Komarudin menambahkan.

Untuk bisa masuk ke dalam museum batik Komar, pengunjung hanya perlu merogoh kocek Rp 20 ribu per orang untuk biaya tiket masuk.

“Batik yang ditampilkan di museum batik ini juga premium, ini juga upaya dari kami untuk menyelamatkan batik yang terancam punah karena pandemi,” katanya.

Sumber Berita : Detiktravel