You are currently viewing Homestay Desa Wisata di Bandung Barat Didorong Suguhkan Kearifan Lokal

BANDUNG BARAT, iNews.id – Pengelola homestay desa wisata di Kabupaten Bandung Barat (KBB) harus menyiapkan diri menghadapi bangkitnya kembali sektor pariwisata pascapandemi Covid-19. Homestay didorong menyuguhkan kearifan lokal bagi tamu.

Selain itu, pengelola homestay harus memberikan fasilitas memadai, bersih, dan nyaman bagi wisatawan. Dengan pelayanan ramah, wisatawan akan betah sehingga mau menginap lebih lama.

“Pendekatan kepada tamu yang menginap di homesta desa wisata beda dengan di hotel. Tuan rumah harus ramah, interaktif, dan aktif, karena tamu pasti ingin mencari tahu soal kebiasaan, kultur, dan tempat wisata di daerah tersebut,” kata Kabid Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB David Oot di sela pelatihan pengelolaan homestay, Kamis (2/9/2021).

Menurut dia, kehadiran homestay akan didorong mengingat di desa-desa wisata khususnya di kawasan KBB selatan belum ada hotel. Sehingga tata kelola homestay yang baik bisa menjadi sarana akomodasi di desa wisata, sebagai sarana edukasi bagi wisatawan untuk belajar tentang kearifan lokal, dan pengenalan budaya setempat.

Karena itu, ujar dia, Disparbud KBB dengan dukungan pendanaan DAK non-fisik dari Kemenparekraf, membidik 40 pelaku pengelola homestay dan Pokdarwis desa wisata untuk diberi pelatihan pengelolaan homestay.

Mereka diberi ilmu dari nara sumber kompeten, berdiskusi, dan melihat langsung homestay di Desa Cibodas yang menjadi juara keempat Indonesia Tourism Awards 2017.

David menyatakan, saat ini homestay terdapat di Desa Cibodas dan Suntenjaya, Lembang. Khusus untuk di Cibodas sejak dibina pada 2015, yang awalnya hanya ada 40 homestay, kini telah bertambah menjadi 72.

Namun karena imbas pandemi Covid-19, bisnis usaha homestay sepi akibat sektor pariwisata meredup. “Kami optimistis usaha ini bangkit kembali seiring kasus Covid-19 yang turun dan terciptanya herd immunity di masyarakat dengan masifnya vaksinasi. Peran Pokdarwis dan kehadiran homestay sebagai ujung tombak pariwisata sangat penting, karena Kemenparekraf juga sedang mendorong desa wisata,” ujarnya.

Pitri Kusmawati, peserta pelatihan dari homestay Desa Wisata Cibodas, Lembang, mengatakan, jika selama Covid-19, bisnisnya sepi. Namun sejak terjadi revenge tourism atau balas dendam berwisata, menjadi harapan bagi pelaku usaha pariwisata  “Kemarin sempat vakum, tapi saya yakin pariwisata di KBB bangkit lagi,” tutur Pitri

Selain itu, para peserta harus memenuhi syarat sudah divaksin Covid-19. Pembukaan pelatihan dilakukan Sekretaris Disparbud KBB Dany Taufik Hidayat.