You are currently viewing Jadi ‘Alat’ Masuk Objek Wisata, Aplikasi PeduliLindungi Tidak Populer di Masyarakat

RANCABALI, AYOBANDUNG.COM — Aplikasi PeduliLindungi yang kini menjadi ‘alat’ masuk ke objek wisata ternyata belum begitu populer bagi sejumlah kalangan masyarakat. Hal tersebut menjadi kendala tersendiri baik bagi pengelola objek wisata maupun wisatawan.

Jery, salah seorang wisatawan asal Jakarta, diminta mengunduh aplikasi PeduliLindungi supaya bisa melakukan scan barcode sebagai syarat masuk objek wisata Kawah Putih, Kabupaten Bandung.

“Bagi kami anak muda, aplikasi PeduliLindungi sudah tidak asing. Tapi bagi orang tua, menjadi kendala tersendiri,” ujar Jery, Minggu 12 September 2021.

Jery datang ke Kawah Putih bersama kedua orang tuanya, juga anaknya yang masih di bawah 12 tahun. Saat hendak masuk, orang tuanya yang sudah berumur sedikit kesulitan saat harus mengunduh dan menjalankan aplikasi tersebut.

“Orang tua kan kurang familier dengan proses mengunduh juga menjalankan aplikasi. Harusnya disiapkan semacam bit.ly, jadi tinggal klik,” ujarnya.

Sementara anaknya yang masih berusia di bawah 12 tahun tidak bisa masuk objek wisata. Dia terpaksa ditinggalkan karena batasan usia yang tidak membolehkan anak kecil masuk ke objek wisata.

Site Manager Kawah Putih Ari Kurniawan mengakui, penggunaan aplikasi PeduliLindungi menjadi salah satu masalah yang dihadapi di lapangan.

Selain tidak familier bagi sebagian kalangan masyarakat terutama orang tua, tidak sedikit juga pengunjung yang belum memiliki gawai pintar.

Bahkan ada beberapa orang yang justru tidak memiliki gawai pintar sama sekali.

“Banyak juga yang tidak memiliki telepon pintar. Masih bisa masuk, tapi harus memperlihatkan hard copy vaksinasi yang akan kami cocokan dengan NIK. Masyarakat juga belum semuanya menggunakan aplikasi tersebut, jadinya harus unduh dulu, kemudian login,” ujarnya.

Adapun sinyal menjadi masalah tersendiri bagi objek wisata yang berada di pegunungan seperti Kawah Putih. Dalam percobaan dua hari terakhir, banyak pengunjung yang kesulitan login ke aplikasi PeduliLindungi.

“Ada yang gagal login. Padahal jika 4 kali gagal login, aplikasi akan langsung diblok oleh sistem,” ungkapnya.

Dengan kendala tersebut, pihaknya berharap ada perbaikan sistem yang dibangun pemerintah, juga sosialisasi besar-besaran kepada masyarakat agar lebih familier menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

Penulis: Mildan Abdallah
Editor: M. Naufal Hafidz
Sumber: Ayo Bandung