Bergaya Heritage Belanda, Kopi Jenderal Jilid II Dibuka di Bandung

Setelah berhasil mengenalkan Kopi Jenderal di Jakarta saat ulang tahun ke-60-nya, Dirut Bulog Budi Waseso kembali meluncurkan kafe Kopi Jenderal jilid II di Bandung. Lokasi tepatnya berada di Jalan R.E. Martadinata No. 219 Kota Bandung.

Gaya bangunan yang mempertahankan existing site bergaya heritage Belanda kuno menjadi daya tarik pengunjung. Apalagi di bagian dalamnya terdapat mesin roaster yang dapat memuat 25 kilogram biji kopi dan bisa menjadi tontonan saat santap makanan di sana.

Pada kesempatan tersebut, Buwas, sapaan akrab Budi Waseso dengan menggunakan apron barista memperlihatkan kelihaiannya dalam proses roasting modern biji kopi nusantara. Kepada pengunjung yang terbatas, ia menjelaskan tahap demi tahap roasting biji kopi nusantaraRuanganya pun cukup luas dan bervariasi, ada bagian indoor dan outdoor di lantai satu dan dua. Penggunaan aksesoris tanaman hijau juga menambah nuansa asri kedai Kopi Jenderal. Bahkan dibagian samping sengaja ditanam pohon Kopi Puntang.

Buwas mengaku pembuatan nama Kopi Jenderal secara kebetulan ia buat saat dirinya masih menyandang pangkat Jenderal di masa lalu. Selain itu, pengelolaan kopi nusantara juga menjadi cita-citanya saat masih menjadi Kepala BNN.

Dia menyulap tanaman ganja ilegal yang terkenal berada di perkebunan Aceh menjadi pohon kopi karena kesukaannya terhadap kopi.

“Waktu di BNN saya punya program alternative development di Aceh menghilangkan tanaman ganja dengan tanaman kopi. Nah itu berhasil,” kata Buwas kepada detikTravel di Kota Bandung, Selasa sore (15/12/2020).

Pembukaan gerai kedua ini, kata dia, lebih ditujukan untuk memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat terhadap produktifitas dari beragam jenis kopi.Di Kopi Jenderal ini terdapat olahan minuman biji kopi dari Sabang sampai Merauke. “Beda-beda, ada kopi Gayo dari Aceh dari Padang, Garut, Medan sampai Papua pun ada. Nah inilah yang saya buat dengan nama Jenderal Kopi Nusantara,” tuturnya.

“Saya mengembangkan kopi ini bukan untuk bisnis, niat saya mengedukasi masyarakat khususnya masyarakat petani melalui generasi muda. Makanya disini tidak hanya kedai kopi tapi saya membuat sekolah kopi, itu ruangannya ada di sana,” kata Buwas sambil menunjukkan salah satu ruangan kafe Kopi Jenderal.

“Di Bandung ini saya bermaksud ingin menurunkan ilmu pemahaman tentang kopi sehingga nanti generasi muda kita bisa mengedukasi petani bagaimana mengelola kopi dengan baik. Sampai hari ini kopi Indonesia terkenal di Eropa. Bandung itu kan kemarin pernah juara kopi dari gunung puntang,” ujarnya.Dia menilai kopi Indonesia memiliki nilai yang besar di pasar global jika kualitasnya terjaga dari mulai menanam, memanen, hingga pengolahan. Hanya saja, tidak semua petani menyadari hal tersebut.

“Potensi pasar kopi kita terbuka lebar, persoalannya satu (yaitu) kita tidak memenuhi kualitas sesuai dengan kemauan mereka. Maka kita kalah bersaing dengan Vietnam, Afrika, dan lain-lain. Ini tantangan buat kita, sebenarnya kalau kita dapat mengolah kopi dengan baik kita bisa mengeluarkan (impor) kopi dengan kualitas tinggi,” kata Buwas.

Sumber Berita: detik.com

Close Menu