You are currently viewing Kebun Binatang Bandung Miliki Anggota Baru, 2 Burung Merak yang Cantik

Kebun Binatang Bandung (Bazoga) atau Kebun Binatang Bandung kedatangan anggota baru berupa dua burung merak hijau  (Pavo muticus).  Burung yang memiliki bulu indah mulai ditetaskan sejak awal Agustus 2020. Dua burung merak yang menetas belum lama itu masih dalam perawatan insentif. Kurator reptil Bazoga, Panji Ahmad Fauzan, mengatakan jumlah burung merak hijau di  Bazoga  saat ini menjadi 23 ekor dengan rincian 21 ekor dewasa dan 2 anakan.

Pada periode kembang biak Agustus 2020, terdapat 14 telur burung merak hijau. Tapi, delapan di antaranya gagal, dua menetas, dan sisanya masih dalam proses penetasan dalam mesin inkubator. “Jadi sebagian telur diambil dan sebagian lagi tidak, ada yang merawat anak. Kemungkinan berhasilnya besar,” kata Fauzan

Lebih lanjut, merawat  burung merak hijau  menjadi tantangan bagi pengelola Bazoga karena tingkat survivalnya masih rendah sekitar 40-45%. Menurutnya tiga bulan pertama merupakan masa kritis bagi anak merak. “Kaya semacam  kematian mendadak.  Persentasenya bisa setengahnya, dan itu PR buat kami, untuk pelatihan ke lapangan. Paling panjang usianya pernah masuk 2011, 9 tahun lebih,” ujarnya.

Jenis ini, kata dia, awalnya ditemukan di Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumateram pada zaman hamparan luas sebelum ada perpecahan pulau. TAPI, Penghasilan kena pajak pulau-pulau ITU terpisah, burung  merak  Hanya ADA di Pulau Jawa.

Merak hijau merupakan endemik asli Indonesia yang juga menjadi salah satu koleksi kebun binatang Bandung. Jenis burung ini tidak kalah cantik dengan burung merak India dan merak biru.

Fauzan mengatakan jika musim kawin tiba maka merak jantan akan menarik perhatian betina dengan bulu ekornya yang hijau keemasan dan panjang. Tapi bulu panjang dan indah tersebut tidak bertahan lama, pada akhir masa kawin yaitu sekitar Agustus-Oktober bulu tersebut akan rontok dengan sendirinya.

Manajemen Komunikasi Bazoga Sulhan Syafi’i ditambahkan di Bazoga ada enam ekor merak hijau yang tidak dapat dilepaskan di area kebun binatang Bandung. Mereka bebas berkeliaran di dalam area hampir 14 hektar tersebut.

“Memang kadang burung ini bisa terbang hingga ke daerah lain seperti Sabuga dan juga Cihampelas dan beberapa titik lainnya. Itu adalah risiko bila burung tersebut tidak dikandangkan,” kata Sulhan.

Meskipun begitu, hal tersebut menjadi daya tarik ketika burung tersebut bebas berkeliaran di area kebun binatang  Bandung . Terkadang merak- merak  ITU, terutama jantan, memekarkan bulunya PADA Saat pengunjung berada di Sekitarnya.

Sumber Berita : Detik travel