You are currently viewing Kembalikan Bandara Husein Sastranegara Bandung Sesuai Kapasitasnya

BANDUNG, (PR).- Menanggapi Bandara Husein Sastranegara yang direkomendasikan untuk dihidupkan kembali, Pengamat Ekonomi sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Yudi Azis menyetujui dikembalikannya bandara tersebut sesuai kapasitasnya.

Menurut dia, inefisiensi jangan dibiarkan terjadi terlalu lama karena secara ekonomi biayanya terlalu besar.

“Konsentrasinya adalah potensi yang ada di Husein Sastranegara tidak terutilisasi dengan optimal seperti halnya yang pernah terjadi. Tentu perlu ada cara dan strategi untuk menguatkan lagi agar ekonomi bisa terdongkrak melalui peguatannya,” kata Yudi di Bandung, Kamis 5 Desember 2019.

Ia memaparkan, fenomena yang tampak saat ini adalah merosotnya jumlah penumpang. Berdasarkan informasi yang ia terima saat ini, hanya tersisa 10 persen dari total penumpang sebelum pemindahan.

Sementara harapan 90 persen penumpang lainnya pindah ke Kertajati, tidak tercapai.

“Itulah mekanisme pasar. Tidak bisa diselesaikan hanya dengan dipaksakan,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, yang menjadi konsentrasi adalah kehadiran Tol Cisumdawu. Selama akses tersebut belum tersedia maka otomatis tidak akan pindah jika yang menjadi segmen pasar adalah Bandung.

Alasannya, banyak hal yang menjadi pertimbangan dari segmen Bandung untuk memilih antara Bandara Soekarno-Hatta dengan Kertajati.

Selain di Bandara Soekarno-Hatta, penerbangan dan jadwal yang lebih banyak, harga yang tidak jauh berbeda, juga bandara tersebut dekat dengan ibu kota sehingga lebih banyak aktivitas di Jakarta yang bisa didapatkan.

Ia mengatakan, perlu diingat dalam beberapa waktu ke depan KCIC juga akan beroperasi. Sehingga, meski Tol Cisumdawu telah selesai masyarakat juga memiliki opsi lain, yakni KCIC yang juga menawarkan waktu tempuh yang singkat.

Sehingga, beroperasinya Tol Cisumdawu juga belum tentu akan memecahkan masalah.

“Yang terjadi saat dengan dengan pemindahan yang dilakukan keduanya bleeding. Maka, agar keduanya hidup baiknya biarkan segmen Bandung ini ke Husein Sastranegara. Tinjau ulang dan hidupkan lagi Husein Sastranegara dengan membolehkan lagi pesawat jet. Semenatra Kertajati untuk pasar Priangan Timur, kargo, dan umrah yang pangsa pasarnya besar disana. Jangan ambil pasar dari Bandung. Ambil segmen yang berbeda baik geografis dan psikografis,” ujarnya.